Connect with us


Internasional

Salmon dan Kepiting Impor Primadona bagi Ekspatriat dan Domistik

Jakarta, Melayutoday.com,- Pameran Food and Hospitality Indonesia (FHI) 2024 di Jiexpo Hall A dan Hall D Kemayoran Jakarta Pusat mulai 23-26 Juli 2024 dipadati exibitor dan pengunjung

Melayutoday.com menelisik disetiap boath pameran tersebut. Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang impor seafood dan daging adalah PT. Ayanna Putri Pratama. Lewat Direkturnya Lola Dewi Subrata mengungkapkan seputar kinerja bisnis impornya, Perusahaan yang hanya melakukan impor dari baik seafood maupun daging sapi.

“Seperti contoh Impor crab ( kepiting) dan udang dari Jepang, ikan salmon dari Norwegia, dan daging sapi dari Australia. Perbedaan kepiting Indonesia dan Jepang adalah kepiting Jepang itu kakinya betukuran 1,5 cm2 (banyak dikonsumsi) dan badannya berat 4- 5 kg. Kepiting untuk dikonsumsi ini harus dibuang kulit atas badannya karena berpontensi terkontaminasi mengandung racun. Kecuali kalau kepiting masih hidup tidak apa2,” tutur Lola.

Sementara itu, kata Lola, Perbedaan kepiting dari Jepang dan kepiting dari Indonesia disebabkan oleh adanya kondisi laut. Kepiting Jepang diambil dari laut pasifik dengan zona laut bebas untuk binatang2 laut liar dengan suhu air yang dingin. Sehingga cepat mudah berkembang besar. Sementara kepiting Indonesia tidak. Jadi nelayan harus benar2 menangkap pada zona dan kedalaman laut yang telah ditentukan. Sementara kepiting Indonesia banyak diambil dari laut atlantik budidaya.

Direktur PT. Ayanaa Putri Pratama, Lola Dewi Subrata

“Selama lebih sepuluh tahun menggeluti bisnis ini dan produk yang sudah dikenal oleh dunia itu adalah ikan salmon baik impor dari Norwegia maupun Australia. Ikan Salmon di Indonesia saat ini semakin booming serta mudah dicari dimana2 karena kandungan omeganya cukup bagus untuk perbaikan gizi,” tambah Lola.

Dia menuturkan Soal harga ikan Salmon memang relatif ya tapi seafood lain juga banyak yang punya daya tarik di Indonesia misalnya jenis kerang2an kerang tiram dll.

Dia juga menjelaskan, Kalau negara bisa punya budidaya dan perikanan yang bagus pasti mempunyai perairan laut yang baik, regulasi untuk hasil perikanannya, kebersihan dan keamanan itu pasti baik.

“Laut pasifik lebih bersih dari laut Indonesia. Laut pasifik itu secara penentuan zonanya masuk dalam zona habitat liar. Jadi kalau kita mengambil ikan di zona tersebut harus punya ijin tertentu. Sebab disitu ada zona budi daya, zona tangkap liar dan zona hiburan. Wilayahnya masuk zona habitat liar. Untuk pengambilan ikan di laut tentu harus punya sertifikasi sesuai dengan standar Internasional karena di setiap negara itu ada standar masing2,” kata Lola Dewi Subrata.

I

Kalau bicara Prospek impor, kata Lola Dewi Subrata, konsumen dari segmen pasar kita ini menengah keatas ( midle up) dan mata uang yang dipakai adalah mata uang asing. Sehingga jika terjadi flukutuasi dollar pasti berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan. Ketersediaan Barang pasti selalu ada dan tak bisa tergantikan sesuai dengan permintaan pasar.

Relasi kita menggunakan mata uang asing, kalau uangnya mahal maka barang semakin mahal dan permintaan semakin mengecil. Sebenarnya Pembeli mendapatkan penghasilan dalam transaksi luar negeri. Jika mereka punya pendapatan globalnya turun maka spending mereka pasti turun.

Karena yang dipakai mayoritas nilai tukar US dollar dan kondisi ini berpengaruh terhadap nilai barang, pajak penerima negara, harga barang dan minat pembeli. Dengan kenaikan nilai tukar dollar berpengaruh negatif dalam bentuk volume barang lagi2 barang tidak mungkin bisa tergantikan sehingga selalu ada permintaan pasar, selama masih ada permintaan bahan makanan pasti kami dicari. Hanya saja harga yang pantas berapa dan dimand ( permintaan) seberapa kuat.

Terkait distribusi pemasaran produk impor ini secara umum ke horeca ( hotel restoran dan catering). Memang lebih cocok ke hotel dan restoran sedang catering dan super market tidak mampu karena segmen impor kami pasar menengah keatas.

“Oleh karenya kami cenderung memenuhi konsumsi kebutuhan untuk hotel dan restoran, dimana pengunjungnya dari manca negara dan ekspatriat. Tapi seiring dengan perkembangan jaman, prilaku masyarakat Indonesia mulai berubah, mereka mulai ingin mencoba2 lebih banyak variasi tarik menarik, kalau ada banyak barang baru, market baru menarik dan lebih banyak permintaan. Artinya dimand terus berkembang karena ada daya tarik,” kata Lola.

Ikan impor yang menjadi kesukaan konsumen kata L. Dewi selain salmon banyak yang lain. Ikan salmon sudah menjadi bahan makanan umum dan sebagai bahan makanan pelengkap. Sementara varian seafood2 lainnya juga masih menjadi makanan favorit namun juga perlu diperhatian bagaimana cara mengolahnya, harganya berapa.

“Kekuatan pasokan atas ketersediaan pasokan harus ada untuk keberlangsungan bisnis impor ini. Di ajang pameran ini saya tawarkan seafood dengan varian2 yang cukup beragam, cara mengolah yang berbeda, harga yang terjangkau baik untuk kebutuhan hotel dan restoran maupun konsumen perorangan,” pungkas Lola Dewi Subrata. ( Harun).

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Internasional