Connect with us


Budaya

Pawarta Jogja Gelar Ketoprak Berjudul Damarwulan Feat Minakjinggo

Jakarta, Melayutoday.com,- Pagelaran seni budaya Ketoprak merupakan hiburan asli warisan seni budaya turun temurun, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Untuk melestarikan seni budaya terutama di Daerah Khusus Yogjakarta (DIY). Seperti halnya seni wayang kulit. Acara pagelaran ketoprak malam ini sudah yang kedua kalinya. Tahun kemarin sudah digelar juga. Tapi malam ini mengambil tema : “Damarwulan Feat Minak jinggo”. Cerita ini berasal dari Jawa Timur yaitu pada masa Kerajaan Majapahit.

Demikian diungkapkan Ketua Panitia, Suryo Purnomo kepada awak media ditengah- tengah pertunjukan yang di gelar, Jumat ( 28/7/2023) di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan tadi malam.

Menurutnya, Salah satu tujuan pagelaran ketoprak tersebut adalah kami ingin merajut seni budaya bangsa untuk mempererat persatuan bangsa. “Insya Allah dengan mencintai seni budaya kita akan diturunkan kepada generasi muda anak- anak bangsa kita supaya seni budaya kita tidak hilang dan luntur, sehingga generasi muda kita tidak mengarah pada seni budaya asing,” jelas Ketua Harian Pawarta Yogjakarta ini.

Dia juga membeberkan, bahwa Acaranya juga melibatkan kerjasama dengan berbagai pihak seperti pawarta jogyakarta, Kagama ( Keluarga Alumni Gajah Mada) Depok, dan bagian Penghubung Pemprov. DIY.

” Saya sendiri alumni gajah muda.
[28/7 23.42] M.harun: Kami berharap semoga kegiatan ini bisa memberikan nilai tambah bagi masyarakat untuk senantiasa menyintai seni budaya kita sendiri.
[29/7 10.41] M.harun: Hadir sutradara Agus Marsudi, serta para pejabat yang turut tampil bermsin peran al: Menkopolhukam Mahfud MD ( ikut bermain), Dirjen Eropa dan Amerika Kemlu RI, Umar Hadi, Dubes negara sahabat, Anggota DPR RI komisi 11, Walikota Yogjakarta, Ketua Komisi A DPRD DIY dan bintang tamu artis Ayu Azhari dll.

Sementara sponsor yang berpartisipasi di pagelaran ketoprak ini al: Bank BCA, BPJS Kesehatan, Jarum Foundation dll.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.

More in Budaya