Bekasi, Jawa Barat, Melayutoday.com, -Anggota Komisi I DPR RI, H. Oleh Soleh, S.H, menegaskan pentingnya tata kelola kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang bijak dan bertanggung jawab di Indonesia.
Pernyataan ini disampaikan sebagai respon atas berkembangnya teknologi AI yang semakin cepat memasuki ruang publik, pemerintahan, hingga ranah sosial.
Kepada sejumlah media, politisi dari PKB ini
mengingatkan bahwa Indonesia harus memastikan AI digunakan untuk kemajuan masyarakat, bukan menjadi sumber persoalan baru.
“Pertanyaan utamanya bukan sekadar seberapa canggih dan bisa memviralkan seseorang di ranah publik serta memudahkan kita bekerja tetapi bagaimana penggunaannya betul-betul memberikan manfaat dan tidak menimbulkan masalah bagi bangsa. Itu yang harus kita jaga bersama,” tegasnya usai menjadi pembicara panel diskusi Refleksi Akhir Tahun kerja bareng DEEP Intelelegensia Riset dengan Rumah Perubahan, Selasa (2/12/2025) di Jakarta Escape Bekasi.

H. Oleh Soleh menyebut bahwa masih banyak potensi masalah AI yang sangat perlu untuk diantisipasi, seperti penyalahgunaan data pribadi, hoaks berbasis AI, deepfake yang dapat mengganggu demokrasi, hingga risiko sosial lainnya akibat cepatnya pengaruh AI ini dalam kehidupan nyata.
“Karena itu, Komisi I DPR RI perlu mengawasi
Terhadap regulasi guna mengarahkan kemajuan AI di lapangan karena ini sudah sangat krusial. Teknologi AI tidak boleh dibiarkan berjalan tanpa aturan. Kita harus memastikan bahwa penggunaannya tetap berada dalam kerangka etika, keamanan data, dan kepentingan publik,” tegas anak buah Cak Imin ini.
Ia menegaskan bahwa AI dapat membawa banyak manfaat—mulai dari mempercepat layanan publik, meningkatkan efisiensi pemerintahan, mendorong ekonomi digital, hingga membantu penegakan hukum. Namun manfaat itu hanya dapat tercapai bila ekosistemnya dikelola dengan baik.
Oleh Soleh memastikan Komisi I DPR RI akan terus berperan dalam memperkuat kebijakan dan tata kelola digital nasional, termasuk dalam penyusunan aturan penggunaan AI yang aman dan transparan.
“Kami ingin memastikan bahwa teknologi AI ini digunakan untuk kepentingan rakyat, juga demi meningkatkan kualitas layanan publik, dan memperkuat sistem demokrasi kita,” pungkasnya nya mengharapkan.
Nara sumber lain yang juga memberikan penilaian terhadap kondisi demokrasi kita yang sekarang terjadi tidak baik baik saja, dan bagaimana proyeksinya kedepan diantaranya: Owner Rumah Perubahan Rhenald Khasali, Neni Nur Hayati ( Direktur Deep Indonesia Research), Yuhronur Efendi (Bupati Lamongan), H. Oleh Soleh ( Komisi I DPR RI), Muhamad Kholid ( Sekjen PKS), Andi Wijayanto ( Politisi PDIP), M. Sarmuji ( Sekjen Partai Golkar) dan Atmaji S Anggoro ( Praktisi Big Data dan AI), sementara itu Donny De Keizer selaku Moderator.
Mereka menilai kondisi demokrasi dan politik didasarkan hanya pada era Prabowo-Gibran saat ini yang pemerintahannya baru berjalan 1 tahun, padahal kalau kita mau jujur dan objektif bahwa carut marut demokrasi kita ini telah berlangsung selama beberapa dekade era rezim sebelumnya. ( Harun).