Banten – Melayutoday.com,-Pada hari pertama Pameran Nusatic Nusapet 2024 di ICE BSD Tangerang, Jumat (7/6/2024) para pelaku ikan hias dari stake holder sampai peternak hadir terutama saat opening ceremony yang dibuka oleh dirjen daya saing KKP, Dr. Budi Sulistyo.
Diantara stand yang sempat kita sambangi, adalah Aquazone Indonesia. Kepada awak media Hartono, yang akrab dipanggil Sun Sun, selaku Owner & Managing Director Aquazone Indonesia, didampingi Apris Beniawan, Kepala Balai Uji Badan Karantina Indonesia memberikan komentarnya seputar Nusatic 2024.
Hartono menceritakan mengenai sejarah panjang perusahaannya yang berdiri sejak tahun 1996 dan mulai fokus pada strategi ekspor sejak tahun 2005. Ia menjelaskan bahwa perusahaannya telah mengirim berbagai jenis ikan hias ke berbagai benua mulai dari Asia, Amerika, Eropa, Australia, hingga Afrika.
Berbagai jenis ikan yang diekspor antara lain: Tetra Neon, Tetra Cardinal, dan ikan botia dari Sumatera dan Kalimantan. Jenis ikan dari Papua dan berbagai keong dari Sulawesi serta kepiting dari Jawa dan Sumatera.
Menurut Hartono Indonesia ini betapa kaya akan keanekaragaman hayati yang sangat diminati di pasar internasional.
“Indonesia adalah negara yang sangat diberkati dengan berbagai macam varietas ikan hias. Kita memiliki banyak spesies yang diminati di seluruh dunia,” ujarnya.
Di tempat yang sama Apris Beniawan selaku Kepala Balai Uji Badan Karantina Indonesia menambahkan bahwa pemerintah mendukung upaya ekspor ikan hias ini dengan memberikan pendampingan dan sertifikasi karantina yang diperlukan.
“Kami memfasilitasi pemenuhan protokol ekspor sesuai undang-undang, termasuk sertifikasi karantina yang memastikan ikan-ikan yang diekspor bebas dari hama dan penyakit,” jelas Apris.
Ia juga mengungkapkan bahwa sistem layanan karantina kini telah beralih ke digital, yang memudahkan proses sertifikasi dan desinfeksi.
Hartono juga menambahkan pentingnya kerjasama antara petani, eksportir, dan pemerintah untuk meningkatkan kualitas produk ikan hias Indonesia. “Dengan komunikasi yang baik antara petani dan eksportir, kita bisa meningkatkan kualitas ikan hias kita sehingga mampu bersaing di pasar internasional,” tambahnya.
Apris menambahkan bahwa kolaborasi dengan berbagai kementerian dan pihak terkait diperlukan untuk memastikan kelancaran proses ekspor. “Kami berharap pelaku usaha mendapatkan pembinaan yang memadai sehingga bisa memenuhi persyaratan negara tujuan ekspor,” katanya.
Hartono menegaskan bahwa pameran seperti Nusatic Nusapet adalah kesempatan penting untuk membangun hubungan dengan para supplier di Indonesia. “Kami ingin menjalin hubungan yang baik dengan para supplier agar bisa meningkatkan kualitas produk yang kita ekspor,” ujarnya.
Keduanya berharap bahwa dengan sinergi antara pemerintah dan pelaku usaha, Indonesia dapat menjadi eksportir ikan hias nomor satu di dunia. “Dengan keanekaragaman hayati yang kita miliki dan dukungan dari pemerintah, saya yakin kita bisa mencapai impian ini,” pungkas Hartono optimis.( Hrn).