Connect with us


Ekonomi

Sesditjen Penguatan Daya Saing KKP, Machmud: Pemain Tuna Indonesia Harus Tersertifikasi

Jakarta, Melayutoday.com,- IndoFisheries Expo & Forum 2024 merupakan momen yang tepat bagi pelaku bisnis perikanan Indonesia. Ditemui melayutoday.com usai mengisi talkshow, Rabu (17/7/2024) di JCC Jakarta Selatan, Sekretaris Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP, Machmud mengungkapkan bahwa Tahun ini adalah tahun tuna karena negara kita produsen terbesar dunia, sehingga tuna diharapkan tidak hanya berkontribusi untuk perolehan devisa tetapi juga dapat meningkatkan asupan protein ikan bagi masyarakat.

Menurutnya, Selain untuk konsumsi dalam negeri memang tuna tongkol cakalang itu terutama untuk tunanya sendiri itu banyak diekspor. Untuk tahun 2024 terlihatekspor meningkat dan ekspor tuna kita ini sudah mengarah ke sustainable tuna yaitu tuna yang ditangkap tapi menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan seperti handline yang aman bagi lingkungan , selektif serta harganya juga lebih mahal.

” Apalagi kalau kita sudah memiliki sertifikasi. Kedepan kita menginginkan ada sertifikasi yang kita keluarkan sendiri, dulu ada yang namanya tuna ekolabeling yang kita gagas walaupun itu belum berhasil mudah2an nanti ini berhasil. Kemarin di sidang FAO di Roma kita sudah menyampaikan hal itu supaya nelayan2 kecil-pun bisa mendapatkan sertifikasi itu tidak hanya nelayan2 besar, juga tidak hanya perusahan2 eksportir,” kata Machmud.

Machmud, Sekretaris Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Kementerian Kelautan dan Perikanan

Dengan sertifikasi inilah tambah Machmud, nantinya bisa menunjukan bahwa ikan tuna itu betul2 di Indonesia sustainable.Tidak ditangkap secara sembarangan dan berlebihan. Tidak pula ditangkap ikan yg masih kecil2 tapi ditangkap yang benar2 ukurannya sudah memenuhi persyaratan.

“Sebagai contoh Untuk cakalang itupun ada persyaratan ke Jepang yakni cakalang yang ukurannya diatas 30 cm. Kalau kurang dari 30 cm tidak diterima oleh Jepang. Disana ada sertifikasi. Ekspor cakalang ke Jepang itu bisa dalam bentuk ikan beku maupun ikan kaleng yang sudah ada sertifikasinya,” jelasnya.

Sekarang dalam dunia Internasional dalam sidang FAO kemarin sudah mengarah aquaculture. Semua negara sudah sepakat bahwa sustainable Fisheries itu menjadi penting dalam pengelolaan perikanan.

Contoh tuna, di beberapa negara sedang melakukan aqua culture ( marine culture) sudah di budidaya seperti tuna sirip biru atlantik itu sudah dikembangkan di Turki, tuna sirip biru selatan dikembangkan di Australia, di Jepang juga. Menurut FAO Sudah sekitar 7 negara yang mengembangkan aqua culture seperti: Jepang, Australia, Spanyol, Turki, Malta, dan Meksiko.

Pemain ekspor tuna yang sudah dalam bentuk kaleng selain Indonesia juga Thailand cukup besar, dia impor bahan baku lalu diekspor lagi. Kalau yang sama dengan kita adalah equador. Sebenarnya pemain tuna Indonesia sudah tergolong besar. Karena kita menduduki posisi nomor 5 dunia, artinya kita masuk 5 besar. ( Harun).

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Ekonomi