Jakarta, Melayutoday.com,- Bincang santai bersama Ketua Tim Pembentukan Propinsi Pulau Sumbawa Dr. Sanusi Haji Ibrahim cukup mengasyikkan. Usai Halal Bihalal Ikatan Keluarga Sumbawa Jakarta Raya ( IKSum Jaya) dan Himpunan Warga Sumbawa Barat (HWSB), Sabtu (20/5/2023) di GOR Pengadegan Pancoran Jakarta Selatan.
Dengan balutan Stelan Jas berwarna cerah, Dr. Sanusi Haji Ibrahim bersuara agak tinggi mempertanyakan moratorium kapan dibuka, dengan tujuan utama terkait waktu pembentukan Propinsi Pulau Sumbawa yang secara administratif dan persyaratan politik telah terpenuhi untuk menjadi Propinsi sendiri berpisah dengan NTB.
“Sebenarnya dari persyaratan jumlah pemerintah daerah ( 4 kabupaten dan 1 kotamadya) Pulau Sumbawa seharusnya sudah lolos menjadi propinsi tersendiri, lepas dari propinsi NTB. Juga sudah ada persetujuan komisi II DPR RI artinya semua fraksi dari semua parpol sudah menanda tangani. Mereka semua setuju dibentuknya Propinsi Pulau Sumbawa. Yang sedang kami tunggu sekarang adalah kapan moratorium itu dibuka,” tanya Sanusi dihadapan awak media.
Sehingga, kata Sanusi, bila ada isu tentang pemekaran, maka kami bersama lima kepala daerah yang dipimpin oleh Pak Gubernur akan langsung menghadap ke Presiden Jokowi, ke Mendagri dan Komisi II DPR RI Senayan.
“Kita akan unjuk diri bahwa kita sudah siap. Pulau Sumbawa itu menyimpan kekayaan alam luar biasa, ada PT Amman Mineral, juga sekarang ditemukan tambang emas di Dompu, 2 Miliar ton. Bukan itu saja, juga ada peternakan sapi terbaik dari sumbawa yang sampai saat ini dipasok ke pasar DKI dan sekitsrnya,” jelas Sanusi menutup perbincangan singkatnya bersama awak media. ( Harun).