Jakarta, Melayutoday.com,- International Martime Expo (IME) 2023 menjadi ajang promosi dan memperluas jaringan bagi perusahaan- perusahaan perkapalan tanah air. PT Multi Ocean Shipyard hadir di arena pameran menampilkan pengalamannya dalam membangun dan memproduksi kapal. General Manager Commercial, PT MOS, Laksono Edi Purwanto mengungkapkan selama empat tahun masa pandemi vovid aktifitas bisnis perkapalan memang mengalami stagnan. Rata- rata ada penurunan hampir 40 persen tapi kami tetap memproduksi kapal.
“Bukan stagnan sama sekali kami tetap masih repair. Sebab dalam pekerjaan dok kapal kami ada dua devisi satu ship repair dan kedua new building. Saat masa pandemi dulu repair masih jalan sedangkan new bulding stagnan sama sekali. Dalam Dok Kapal itu ada perawatan 2 tahunan atau 5 tahunan, ini kapal harus terus jalan atau layak laut ( shipwork ) meski kondisi pandemi kayak apapun harus tetap jalan. Alhamdulillah pasca pandemi ini sekarang proyek proyek new building sudah bergerak kembali,” ungkap Laksono usai Pembukaan IME 2023, Senen (17/10/2023) pagi.
Dia mengakui bahwa beberapa instansi baik pemerintah maupun swasta sudah ada yang memesan dan membuat kapal, proses tender juga sudah ada yang dimulai. Sampai saat ini Pembuatan kapal baru ( new building) terbesar yang telah kami selesaikan yaitu: sebesar 17. 500 DWT dengan panjang 160 meter milik Pertamina sebanyak 3 unit kapal. Selain itu kami juga mengerjakan kapal Direktorat Navigasi Kementerian Perhubungan, ASDP dll.
“Prosepek kedepan produksi kapal itu masih tetap cerah, kita tahu dunia itu 85 persen laut, pasti membutuhkan kapal. Saya kira prospek kedepan untuk ship bulding itu masih sangat cerah. Bahkan menurut saya di Indonesia ini masih kurang dibandingkan negara- negara tetangga yang punya shipping besar- besar kita ini masih dinilai kecil- kecil. Produksi kapal di Indonesia masih pada level kapal ukuran sedang kebawah. Kedepan Kalau ada investor mau itu lebih baik yang dapat memproduksi kapal ukuran yang lebih dari 350 Dwt, hingga saat ini Indonesia belum mampu. Maksimal ukuran 250 Dwt kebawah. Padahal Prospeknya masih sangat besar dan lautan kita itu masih memerlukan banyak kapal, sekarang tergantung investornya sanggup gak karena persaingan kita dengan China dan negara- negara Eropah yang dari jaman dulu sudah membuat kapal. Intinya, prospek untuk itu tidak perlu khawatir, tapi investor kita berani atau tidak,” ulang Laksono.
Terkait SDM dan tenaga ahli dalam bidang perkapalan, tambah Laksono, ibaratnya kalau kami membutuhkan tenaga ahli kami datangkan dari asing yakni Singapore misalnya kita butuh desainer kapal terkadang kita ambil tenaga ahli dari asing yakni Singapore. Tapi intinya kami mengutamakan lebih dulu tenaga Kerja dari Indonesia, seperti saat ini 90 persen pekerja lokal yaitu dari Karimun dan Batam selebihnya profesional, bisa saja dari Singapore karena untuk merekrut SDM itu ada standar khusus, tidak bisa asal merekrut untuk level tertentu.
“Lewat pameran IME 2023 ini perusahaan ship building ini perlu memperbanyak lagi promosi untuk lebih dikenal terutama di dunia supaya orang- orang tersebut mau membuat kapal di Indonesia. Sampai sekarang Hal ini yang belum tergarap dengan baik, dengan pameran ini kami berharap produk ship building kami bisa lebih dikenal di masyarakat dunia,” pungkas Laksono. ( harun).