Asosiasi Pengusaha Catfish Indonesia ( APCI) Siap Dukung dan Sukseskan Program Ketahanan Pangan Nasional

JAKARTA – Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Catfish Indonesia ( APCI ), Susilo Hartoko menyatakan Pihaknya siap mendukung dan menyukseskan program ketahanan pangan nasional yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Hal ini diungkapkan Susilo Hartoko Kepada awak media pada acara Internasional Indonesia Seafood & Meat (IISM) Expo 2025, di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat ( 9/5/2025).
Susilo Hartoko menjelaskan terkait Organisasi yang dipimpinnya ( APCI) dan perannya selama ini bagi para pengusaha catfish serta sinerginya bersama para stakeholder dan pemerintah terutama pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan ( KKP).
“Kami merupakan organisasi Catfish adalah kumpulan para pengusaha Ikan lele dan ikan patin, berdiri sejak tahun 2009, dan telah bermitra dengan Pemerintah khususnya Kementerian Kelautan dan Perikanan ( KKP) Ibaratnya kami ini dua sisi keping mata uang yang tidak bisa dipisahkan,” ungkap Susilo.
“Catfish menjadi suatu produk unggulan, karena kualitas ikan termasuk kategori yang sangat bagus dengan kandungan omega 3, omega 6 dan omega 9 yang cukup bagus. Jadi Kita tak perlu jauh2 nyari ikan salmon,” ujar pria asal Rembang Jawa Tengah ini.
Menurut Susilo Hartoko, APCI merupakan wadah yang memiliki arti penting bagi para pengusaha catfish di Indonesia.
“Kita juga sangat mendukung program Presiden Prabowo Subianto tentang ketahanan pangan.
Melalui KKP ini salah satunya budidaya ikan catfish ( lele dan patin),”jelasnya.
Dengan adanya Asosiasi, kata Susilo, paling tidak teman2 baik yang ada di hulu maupun hilir atau mulai dari tingkat budidaya, pengolahan pabrikan industri hingga ke UMKM itu bisa terakomodir kepentingannya. Asosiasi memayungi mereka. Dengan sosialisasi paling tidak teman-teman yang berada di tingkat hulu sampai hilir, budidaya bisa lebih meningkat dan maju usahanya.
“Kami memanyungi teman-teman baik yang berada di budidaya, industri pengolahan ikan, UMKM sampai ke marketing”, ulang Susilo.
” Melalui KKP dan dengan adanya kolaborasi itu maka akan terjadi penguatan serta akan lebih signifikan dengan saling bersinergi diantara pengusaha, industri dan unit pengolahan.
Sinergitas antara di hulu, ditengah sampai ke hilirnya akan memajukan usaha perikanan catfish,” jelas Susilo.
Menurut Susilo, Asosiasi juga berbicara regulasi bersama pemerintah, karena antara kita dan pemerintah saling mendukung dan menguatkan. Tentu selain terkait regulasi juga tentang pengembangan produksi catfish dari kami.
” Dengan adanya payung Asosiasi ini tata kelola pengusaha kita akan lebih efektif dan efisien melaksanakan sinergitas bersama semua pihak termasuk dengan pemerintah. Baik dalam mengambil suatu kebijakan maupun ke hal- hal yang teknis,” kata Susilo.
Dia memberi contoh, untuk membuat konsep bagaimana cara budidaya ikan yang baik hingga perkara teknis seperti pengolahan di sektor hilirnya ( produk hilirisasinya) sampai ke tingkat pemasarannya ( marketing). Hal- hal seperti ini luar biasa ketika ini bisa dijalankan oleh stakeholder yang ada, dalam hal ini pemerintah dan Asosiasi.
Terkait Persentase yang bergabung di APCI, dia menambahkan, Kalangan yang bergabung di Asosiasi ini adalah budidaya ada 60℅, Unit pengolahan ikan 20℅, dan UMKM 20%.
” Kami mengharapkan Ajang internasional seperti ini bisa menjadi momentum mempromosikan produk2 catfish sehingga bisa mendapatkan peluang baru (orderan) dari fihak costumer yang bisa bermitra dengan kami. Harapan kedepan bersama pemerintah kita siap berimitra dan terus mempromosikan produk2 khususnya perikanan catfish,” harap Ketua Umum APCI menutup perbincangan. ( M. Harun).
