
Jakarta, Melayutoday.com,- Membahas tema 80 tahun Indonesia merdeka, Bersatu dulu baru berdaulat, lalu sejahtera lalu Indonesia Maju. Karena kalau tidak bersatu pasti terjadi pecah belah dan hancur. Bung karno sebagai salah satu contoh tokoh yang pernah berhasil mempersatukan seluruh elemen bangsa yang berbeda saat awal berdirinya Republik ini.
Demikian hasil rangkuman wawancara ekslusif bersama Direktur LBH Kejuangan DHD 45 Bapak Bhakti Dewanto SH usai upacara Hut RI ke- 80 pada Minggu ( 17/8/2025) di Ruangam kerjanya Jl Menteng Raya 31 Jakarta Pusat.
Dia berkisah tentang bagaimsna Bung Karno menggali Pancasila, usai Di pembuangan Soekarno muda waktu itu berkontemplasi tentang dasar negara yang digali dari bumi nusantara yang tentu saja dari hasil membaca buku- buku dari filosof Eropa dan china. Dengan metode tesa, anti tesa dan sintesis karena memang seperti itulah di dalam kehidupan kita. Pergumulan pemikiran itulah kemudian terjadi dialog anta Bung Karno dengan tokoh2 bangsa lain lalu lahir dan terciptalah Pancasila.
“Jadi Pancasila itu bukan digali secara perorangan tapi sejatinya sudah ada di bumi nusantara, ibaratnya Pancasila kita itu seperti Mutiara yang digali dari perut bumi Indonesia, tentu untuk bisa mendapatkan mutiara tersebut harus memiliki kemampuan atau skill berenang dan menyelam ke dasar laut guna mengambil mutiara yang sudah ada di dalam laut itu, itu kan tidak mudah,” jelas Bhakti mem7ji Figur Bung Karno.
Maka dia mengutip Bung Karno dalam pidatonya yang menyatakan bahwa Pancasila itu lebih hebat dari Deklaration of independent Amerika dan lebih jauh bernilai dari manifesto kaum komunis. Kenapa? Karena Pancasila itu memiliki nilai dasar Ke- Tuhanan YME yang itu hanya satu- satunya yang ada di filsafat ideologi di dunia.
“Kalau seperti kemanusiaan itu ada humanisme, Unity persatuan itu ada, demokrasi dan Social justice juga ada. Memang ideologi2 Barat meninggalkan segala yang bersifat transendental mereka hanya berpegangan pada ideologi materialistik,” pungkasnya. ( Harun) / Bersambung
