
Sambut Ramadhan dengan Berbuat Baik Menjauhi Mungkar
Oleh Masud HMN*)
Tibanya Ramadhan sebentar lagi yaitu waktu yang tepat untuk beramar makruf nahi mungkar. Tanggal 1 Ramadhan 1445 H /11 Maret 2024 awal yang sangat urgen dalam mengamalkan intisari Al-Quran yang artinya: Hai Orang- orang yang beriman telah diwajibkan atas kamu berpuasa sebulan penuh. Sebagaimana Kewajiban ini juga diwajibkan kepada orang- orang sebelum kamu. Semoga kamu menjadi orang yang bertaqwa. Al-Quran Surat Al Baqarah (2): 183.
Bentuk orang betaqwa itu adalah menahan diri dari makan minum dan berhubungan sex pada siang hari. Menahan diri atau berpuasa sebulan penuh. Kemudian berbuat baik dan menjauhi perbuatan yang munkar.
Adanya doktrin amar makruf dan mencegah dari perbuatan munkar sebenarnya adalah ajaran perilaku universal. Karena sifatnya umum tidak terbatas kepada terminologi tertentu saja. Sifatnya Linier dan Jelas.
Kita misalkan linear kalau kita berbuat yang baik makin jauh dari kemungkaran atau perbuatan jahat, Begitu sebaliknya, makin kita berbuat jahat makin jauh dari kebaikan. Hal itu amat mudah difahami. Tidak bercampur antara yang baik (makruf) dengan perbuatan munkar. Jika tidak baik ya berarti perbuatan munkar. Antara yang haq dan yang bathil tidak bisa dicampur.
Persoalan pada umumnya terjadi ditempat kita adalah tidak jelasnya mana yang haq dan mana pula yang bathil, lantaran bercampur. Yaitu haq dan bathil bercampur jadi satu. Muncullah ketidak jelasan, kekaburan mana yang baik dan mana yang mungkar.
Kemudian orang tidak lagi bisa mebedakan antara keduanya. Mencari yang gampang saja
Sehingga muncullah kekacau balauan.
Mendapatkan kepalsuan dan menjauhi kebenaran. Ini meminjam ungkapan Dato Seri Anwar Ibrahim yang kini menjabat Perdana Menteri Malaysia. Ungkapan itu diucapkannya kala orang yang acuh tak acuh terhadap kebenaran dan mengotori kebenaran itu.
Betullah adanya bila kebenaran tidak dibedakan atau malah dicampur- baurkan dengan kepalsuan. Keadaan demikian berlansung terus dirantau ini. Sinyalemen dari Dato Seri Anwar Ibrahim. Maka timbul pertanyaan mengapa harus berpihak kejalan yang haq itu? Jawabannya yaitu agar selamat dan sentausa dan terhindar dari jalan kesengsaraan.
Hanya ada dua jalan yang harus kita tempuh, jalan yang benar (hizbullah) dan jalan yang membawa kesengsaraan. Hizbullah (bahagia) sedang jalan kesengsaraan atau jalan celaka (Hizbus syaithan). Pendapat kita marilah menuju kejalan yang benar. Menjauhi jalan yang mungkar sekaligus. Jalan yang di tunjukkan Allah adalah jalan utama untuk kesempurnaan dan kebahagiaan.
Cara salah satunya ialah menunaikan puasa. Tidak lama lagi puasa ramadhan akan datang kepada kita. Mari kita sambut Ramadhan bulan suci umat Islam ini dengan amar makruf dan nahi mungkar .
Jakarta, 29 Februari 2024
Doktor Masud HMN, dosen Universitas
Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta
