Jakarta – Ketua Harian Perhimpunan Perusahaan dan Asosiasi Kosmetik (PPAK) Indonesia
Kusuma Ida Anjani atau yang akrab disapa Ajeng, memberikan beberapa informasi mengenai perkembangan industri kosmetik di Indonesia pada acara Open Ceremony Indo Beauty Expo & Indo Health Expo 2023 di JIExpo Kemayoran Jakarta, 21-23 September 2023.
“Dalam Perhimpunan Perusahaan dan Asosiasi Kosmetik (PPAK) Indonesia, 80% anggota kami adalah UMKM, termasuk merek-merek seperti
Prioritas Jaya dengan produk Thai Papaya, Mustika Ratu, Nurcifera Alam, Follow me Parfum, BeeMe, Urban, Paragon dan brand lokal lainnya,” jelas Ajeng saat ditemui usai Open Ceremony Indo Beauty & Indo health Expo 2023, di JIExpo Kemayoran, Kamis (21/09/2023).
Lebih lanjut, Ajeng mengatakan, “Kami melihat potensi yang sangat baik di sini, bahkan produksi industri kosmetik di Indonesia diprediksi mencapai nilai Rp 120 T.”
Menurut Ajeng, kegiatan pemasaran offline bagi pelaku kosmetik Indonesia semakin meningkat setelah pandemi, sehingga penjualan offline dan ritel kembali meningkat, tidak hanya secara online.
Aktualnya, kosmetik merupakan segment untuk semua usia, karena merupakan kebutuhan dari ujung kepala hingga ujung kaki. Kita keramas dan mandi setiap hari, jadi pasar ini sangat luas. Oleh karena itu, potensi Rp 120 T ini mencakup semua usia, termasuk juga bayi, ungkap Ajeng.
Ajeng Menyebutkan bahwa terdapat pasar untuk kosmetik premium dan juga terjangkau. Dengan adanya teknologi kemasan dan bahan baku saat ini, perilaku konsumen banyak berubah, dan inovasi-inovasi dalam industri kosmetik Indonesia diterima dengan baik.
Ajeng menilai bahwa pameran seperti ini akan mendorong pertumbuhan pelaku kosmetika, seiring dengan peningkatan jumlah pelaku usaha sebesar 20% berdasarkan data BPOM tahun 2022. Menariknya, 80% dari mereka belum termasuk dalam kategori UMKM, yang juga merupakan tren serupa yang terjadi dalam Perhimpunan Perusahaan dan Asosiasi Kosmetik (PPAK) Indonesia, Mereka berkomitmen dan mempersiapkan dukungan bagi pelaku kosmetik lokal, dan 80% anggota mereka yang berada di delapan provinsi yang merupakan UMKM.
Kami melihat adanya daya saing ekspor yang cukup besar karena di Indonesia semakin banyak pabrik dengan standar produksi internasional, yang juga dilengkapi dengan fasilitas produksi halal. Tentunya ini menciptakan pasar yang besar di luar negeri. Standar produk-produk Indonesia tidak kalah bersaing dengan produk luar, dan banyak produk dari Indonesia memiliki keunikan dari bahan baku. Bahan baku Indonesia sangat kaya, dan saat ini terdapat tren kosmetik tematik yang mengangkat bahan-bahan alami. Sebagai contoh, salah satu anggota kami dari NTB menggunakan rumput laut sebagai bahan baku, sementara salah satu anggota kami juga menggunakan bahan dari kelor. Hal ini menjadi salah satu daya saing dan nilai jual bagi produk-produk lokal Indonesia, selain kualitas produk yang terjaga.Kualitas produk yang telah lulus BPOM menjamin kualitasnya,sehingga daya saingnya di pasar internasional semakin kuat,” tutup Ajeng