Jakarta, Melayutoday.com,- Pameran Nusatic 2024 pada 7- 9 Juni Di iBSD Tangerang bakal dihadiri berbagai kalangan terutama para Buyer, trader dan eksportir. Disini peternak ikan hias bisa berasal dari UMKM, bisa juga berasal dari peternak besar yang potensinya tentu juga sangat besar.
“Kalau para umkm bisa hadir di acara Nusatic 2024 itu mereka akan berkenalan dengan buyer dan para eksportir sehigga mereka bisa menawarkan Hasil budidayanya kepad para eksportir, nah disni mereka akan membuat relasi, jadi memang tujuan diadakan Nusatic 2024 itu untuk bertemunya para trader dengan para eksportir,” tutur Ketua Nusatic, Sugiarto kepada melayutoday.com, Kamis (6/6/2024) usai Bincang Bahari di KKP, Gambir Jakarta Pusat.
Dia menjelaskan, pada saat pameran Nusatic 2024 nanti Kalau mereka pelaku bisnis ikan hias tidak bisa ekspor langsung ke luar negeri, mereka bisa lewat eksportir lainnya. Namun kalau mereka sudah bisa ekspor mereka, maka akan bisa bertemu langsung dengan buyer- buyer juga tentunya.
Terkait kolaborasi dengan pihak KKP, menurut Sugiarto, Pameran Nusatic 2024 nanti dari KKP akan membuat pavilium KKP yang diisi oleh para UMKM sehingga mereka nanti bisa menawarkan ikan hiasnya yang kemudian eksportir bisa juga melihat produksi dari umkm2 tersebut, bagus atau tidak, mereka bisa diadop untuk diekspor.
” Untuk Nusatic tahun ini pemerintah mulai mendukung, KKP sudah mulai kolaborasi dengan kami dan kita berharap tahun depan bisa semakin besar lagi,” harap Sugiarto.
Menurut Sugiarto, Indonesia setiap tahun berusaha menggelar pameran nusatic. Kita membranding hasil ikan hias indonesia ke tingkat dunia.
“Sebagai komunitas pelaku bisnis ikan hias, kami bukan sekadar EO. Karenanya Harapan kami pada Nusatic 2024 pemerintah masuk ke dalam kegiatan kita sehingga melihat bahwa ini memang benar2 potensi yang harus diperhatikan untuk kita mendapatkan pasar lewat promosi yang efektif dan efesien,” tambah Sugiarto.
Ketika kita singgung tentang daya saing, Sugiarto mengatakan, Kita kalah dengan Jepang dan Jepang menempati juara 1 itu bukan karena ada kendala tapi karena nilai ikan koi-nya Jepang itu mahal. Dengan mahalnya itu maka dibeli oleh seluruh dunia maka secara otomatis value mereka naik. Di masa covid-pun jepang mampu menjual ikan hias lewat online. Tidak semua orang beli. Itu yang dilakukan Jepang.
“Persoalannya tidak ada kriteria bagaimana memasarkan dan mepromosikan ikan hias kita. Tapi memang membutuhkan keberlanjutan dan konsistensi dalam perlombaan atau kejuaraan maupun promosi. Jepang itu setiap tahun menggelar kontes koi internasional ysng tidak pernah berhenti meskipun ada covid- 19, tetap mereka jalankan. Keberlanjutan ini yang menjadi kekuatan pasar dunia, ini yang dilakukan Jepang,” pungkas Sugiarto. ( Harun).
.