Mungkinkah Aliansi Oposisi PDIP dan PKS ?
Oleh Masud HMN
Adanya isu Aliansi Opoisisi di Dewan Perwakilan
Rakyat(DPR RI) di Senayan Jakarta yakni antara
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan Partai Kesejahteraan Sosial (PKS) bergulir kencang. Ikhtiar agar aliansi ini dapat direalisasisikan. Karena masing-masing memiliki kepentingan dan saling memerlukan.
Hal tersebut Menjadi solusi keadaan atau hanya realitas politik yang ada? Direktur Excekutif Fof Demokracy Centre And Srategis Afairs partai PDIP Ahmad Khairul Umam bernpendapat dengan finalnya keputusan KPU itu muncul persoalan kemana PDIP dalam masa dekat ? Apakah akan menjadi aliansi oposisi dengan PKS ? Nampaknya ini menjadi perbedaan pendapat yang sulit .
Demikian Ahmad Khairul Umam. Seperti diketahui Sidang Mahkamah Konstitusi (MK) menetapkan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka jadi Presiden dan
wakil Presiden 2024-2029. Di Sengketa Pemilihan umum (Pemilu) diputuskan demikian. Putusan yang final dan berkekuatan tetap itu.
Sidang MK dengan hakim yang terdiri delapan
orang dengan 3 hakim menyatakan disenting
opinion dan 5 menyatakan setuju maka
keputusan MK menetapkan setuju. Artinya
menyetujui menolak untuk pengajuan
pemohon dan menyatakan setuju dengan Prabowo Subianto-Gibran Rakabumig Raka untuk menjadi Presiden dan wakil presiden (KPU.com
24 April 2O24).
Meskipun kondisi sebelumnya memanas kondisinya, tetapi sekarang tidak demikian lagi. Ada perbedaan tiga dari delapan Hakim konstitusi yang memberi disenting opinion telah seslesai. Situasi sudah kondusif. Adanya aliansi oposisi boleh- boleh saja. Tapi jelas kita arahkan antara PDIP dan PKS. Alasanya, adalah antara PDIP dan PKS ibaratnya seperti minyak dan air.
Sukar selain susah untuk bercampur. Juga dikarenakan Perbedaan plat form.
Bedasarkan sejarahnya memang demikian. Dahulu pernah diperkenalkan aliansi tersebut
dengan ungkapan “ Social Religius”.Yaitu
kerjasama politik kelompok agama dengan
kebangsaan. Namun Tidak berkelanjutan.
Hal ini pernah dimunculkan oleh tokoh PNI, Ruslan Abdulgani almarhum. Untuk menjalin aliansi bidang social dan politik, antara Islam dan kebangsaan. Kini golongan Agama di pegang oleh PKS dan kebangsaan oleh PDIP. Pilihannya hanya berada di barisan oposisi. Bergabung bersama aliansi dengan kesepakatan. Kita tunggulah realitasnya seperti apa kelanjutannya. Yang jelas adalah sulit sekali. Tapi politik sesulit apapun akan indah pada waktunya.
Jakarta, 20 April 2024,
Doktor Masud HMN Dosen Universitas
Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA)
Jakarta