Connect with us


Opini

Kecerdasan Intelektual dan Budi Mulia

Kecerdasan Intelektual dan Budi Mulia

Oleh Masud HMN*)

Waras pada akal identik dengan kecerdasan intelektual, sementara Budi Mulia adalah akhlakul karimah. Faktor keduanya diperlukan manusia berkeadaban dan berkemajuan. Tujuannya adalah bangunlah badanya dan bangunlah jiwanya untuk Indonesia raya.

Dalam konsep nawa cita gagasan Presiden Jokowi ini dinyatakan. Yaitu tak hanya membangun bangsa dengan bangunan fisik yaitu badannya, rumahnya, lingkunganya. Tetapi juga kejujuran serta etika dan demikian recana yang tertuang dalam nawa cita pembangunan pemerintah Jokowi. Bangunan fisik dan jiwa adalah mesti sejalan. Tidak boleh terjadi fisiknya terbangun baik, tetapi jiwanya tidak. Bukan demikian
seharusnya.

Hal ini meminjam pendapat dari almarhum Syafii Maarif tentang fisik dan mental itu adalah ibarat kongsi dua unsur yang tidak boleh berpecah, yaitu kongsi akal dan kalbu. Rusaklah kalau sampai terjadi pecah kongsi antara akal dan kalbu. Rusak akal yaitu kecerdasan ada tetapi tidak mambawa manfaat. Begitu juga kalau rusak kalbu atau hati akan celaka orang menjadi tidak jujur dsbnya.Yang seharusnya akal dan kalbu sama sama baiknya, berpadu keduanya. Itulah yang kita upayakan. Begitulah pendapat Prof Doktor Syafii Maarif yang secara sederhana.

Menjelaskan pembangunan fisik dan mental itu, Dengan penjelasan demikian semua kita mengerti bagaimana manusi Indonesia itu.
Dalam ajaran agama Islam akal itu menekan agama bagi orang yang berakal. Apakah kamu berakal. Afalaa ta’ qiluun yang artinya apakah kamu tak berakal?

Dalam ayat yang lain yaitu menyebutkan yang berilmu (berakal) ditinggikan beberapa derajat. Dan meyebutkan tidak sama orang
yang berilmu dengan yang tidak berilmu. Dalam konteks Indonesia raya maknanya adalah manusianya berkulitas dan beradab yaitu yang jujur dan baik.Tujuan dari pembangunan kita. Menjadi misal Negara yang maju adalah dikatakan kalau tingkat ilmu pengetahuan tinggi dan pendapatan petumbuhan rata rata enam ratus dolar Amerika tinggi income perkapita.

Kesimpulannya, Negara yang maju itu adalah maju dalam ekonomi dan ilmu pengetahuan. Beda kalau Negara kaya saja. bukan Negara maju . Maka harus kedua-duanya dan berilmu.

Akhirnya inilah pembangunan yang harus kita capai. Pembangunan fisik dan pembangunan mental. Seimbang antara fisik dan mental.

*) Masud adalah Doktor Dosen Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.

More in Opini