*Jurnalistik Yang Menyejahterakan*
Oleh: M. Harun*)
Hasil karya tulis menulis yang populer dinamai Karya jurnalistik. Selain ada kebanggaan tersendiri bagi penulisnya bahwa tulisan berupa berita ( news) hasil liputan atau reportase itu dihargai dan dibaca oleh orang lain. Bahkan, jika pemberitaan itu menjadi buah bibir dan sorotan publik tentu isu berita tersebut bisa menjadi viral.
Sebaliknya, jika tulisan itu tidak viral tapi malahan terkesan berita abal- abal baik dari struktur bahasa maupun pesan dari tulisan yang disampaikannya, maka secara otomatis berita itu tak dibaca orang yang sulit juga mendapatkan apresiasi dari pembaca, nara sumber maupun institusi pers yang punya kewenangan memberikan penilaian. Beritanyapun tak pernah naik kelas.
Disisi lain tulisan melalui literasi dan narasi mulai meningkat menjadi berita bergerak atau disampaikan lewat video youtube dan lain sebagainya. Bukan berarti tulisan di media online mulai tergeser oleh berita video karena tulisan media online ada segmen pembacanya sendiri sementara tumbuh suburnya berita dari youtube streamimg dan podcast2 atau Channel – Channel yang dikelola oleh perorangan yang diback-up sarana medsos lainnya seperti Facebook maupun tik tok dan lainnya memiliki segmen view dan pembaca sendiri.
Terlepas dari media apapun yang dikelola selama memenuhi kaidah- kaidah jurnalistik dan struktur bahasanya tertib dan rapi InsyaAllah hal ini akan menjadi investasi bagi kita yang menekuni tulis’ menulis atau bergerak dibidang media ( jurnalis).
Jika informasi atau pesan2 di medsos terkadang tak perlu menyusun struktur bahasa namun di dunia jurnalisme atau karya jurnalistik wajib hukumnya sebuah berita itu dikemas dengan mengikuti koridor serta kaidah kaidah jurnalistik yang betul. Permasalahannya yang terjadi adalah tidak memadainya SDM yang memenuhi kategori tersebut. Sehingga pesan2 news ( berita) tak cukup punya daya dongkrak untuk disajikan ke ranah publik padahal publik menginginkan informasi yang akurat, membutuhkan edukasi, serta pencerahan usai membaca berita.
Inilah yang menurut saya jurnalistik yang mencerahkan sekaligus mensejahterakan. Pilihan terhadap konten- konten berita bermutu memang terkait dengan sejauh mana memposisikan media mainstream ( media massa) dan media sosial ( medsos) pada porsi dan proporsi yang tepat. InsyaAllah.
*)Penulis adalah Ketua Umum Ikatan Jurnalis Muslim Indonesia ( IJMI).