Connect with us


Budaya

Ingat Tamaddun Ingat Datuk Rais Yatim

Tan Sri Rais Yatim dan Nilai Inti Tamaddun

Oleh Masud HMN*)

Ketua Dewan Negara Malaysia Tan Sri Rais Yatim mengatakan bahwa nilai inti tamaddun = peradaban ditegakan dengan budi, karena budi adalah azas tamaddun. Tanpa budi tamaddun tiada arti. Karena itu Ingat tamaddun kita tak dapat melupakan seorang tokoh Melayu bernama
Rais Yatim tersebut. Tokoh ini sangat getol dengan kata tamaddun. Beliau suka sekali mengaitkan kata tamaddun dengan kata sendi budaya. Sambil menyelaraskan dengan pantun:” Tegak rumah karena sendi, Rusak sendi rumah binasa. Baik budi tegaklah bahasa. Rusak budi rusaklah bangsa.”

Kata-kata itu menunjukkan amatlah konsen beliau kepada budi dan bahasa. Bagi tokoh asal Palupuh, Bukittinggi Sumatera Barat, sebagai seorang budayawan, Rais Yatim orang sedang gelisah dengan realitas budaya sekarang. Beliau sedang termasuk aniety men, orang yang klasik kuno. Ia selalu menyebut zaman dulu, dimana budi dan bahasa dijunjung tinggi. Lain dulu lain sekarang. Dahulu dipandang kini tidak lagi, bahkan dianggap enteng dan sepele. Dulu di
pandang ijuk kini dipandang tali. Dihitung lain
esok dan hitungan lain kini. Orang sekarang sering lupa sejarah. Artinya memandang enteng sejarah dan merendahkannya.

Seorang Rais Yatim walaupun usia beliau kini mneginjak tahun ke 82 tahun ini tidak mau seperti itu. Contohnya sebagai orang Minang Kabau, dia membikin monumen patungnya Sibinuang, seekor kerbau di kampung beliau di Negeri Sembilan Malaysia.
Di Universitas Andalas (UNAND) Padang, Ia protes Untuk Minang Kabau di buat istilah corner. Kenapa tidak center of Minang Kabau. Bukankah Perguruan tinggi Universitas Andalas didirikan oleh putera Minang Kabau. Baginya istilah dan Ucapan Corner terasa merendahkan martabat Orang Minang Kabau, ungkapnya.

“Universitas Andalas Perguruan Tinggi yang pendirinya orang Minang Kabau, ” ujar Rais Yatim. Inilah problem budaya generasi kini. Menurutnya, merendahkan nilai budaya. Tidak
mengetahui urgensi sejatinya apa akibat yang akan muncul bila menyepelekan budi . Akan muncullah generasi yang tanpa nilai atau kurang bernilai.

Dipilih Yang Dipertuan Agung Raja Kerajaan
Malaysia Rais Yatim menjabat Ketua Dewan Negara ksudah tepat. Karena obsesinya menjadikan Negara tersebut maju dengan
prestasi dan budi. Sekaligus Berjaya secara fisik, bebobot secara budaya. Niat itu dinyatakannya dengan kata kata berikut :

“Saya sesungguhnya berharap inisiatif inisiatif dibawah agenda transformasi parlemen dapat
diterjemhakan kearah meningkatkan repuatsi parlemen sebagai instansi yang mepertahankan kepentingan rakyat dan menjunjung tinggi nilai demokrasi Yang Pada akhirnya, kita memandang anciety men berisikan sesuatu nilai.Meski gagasan berkonotasi masa lalu, namun nilai yang dikandung cukup berilian yang berharga. Kita maju berbudi, berbudaya. Menghormati orang tua, sejarah, dan mengasihi yang muda.

Jakarta 11 Juni 2023

*)Masud HMN adalah Dosen Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka
(UHAMKA) Jakarta.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.

More in Budaya