Guru Besar IPB, Roekmin Dahuri Prihatin Demokrasi Alami Kemunduran
Jakarta Melayutoday.com,- Diskusi Politik bertajuk: ” Menyelamatkan Demokrasi Dari Cengkraman Oligarki dan Dinasti Politik” sangat relevan menghadapi situasi politik kebangsaan saat ini.
Diskusi tersebut berlangsung Selasa (14 /11/ 2023) pagi di Hotel Borobudur Jakarta Pusat menghadirkan nara sumber antaranya : Prof. Dr. Zaenal Arifin Mochtar, Franz Magnis Suseno, Prof. Dr. Ikrar Nusabakti, Usman Hamid, SH, MSi, Dr. Bivitri Susanto, dan Dr. Rafly Harun.
Sedangkan Pengantar Diskusi disampaikan oleh Prof. Dr.Ir. Rokhmin Dahuri. Hadir sebagai Peserta yaitu: Sejumlah Rektor Pergurun Tinggi dari berbagai daerah Indonesia, Pengamat dan aktivis pejuang demokrasi serta awak media.
Menurut Prof. Roekmin Dahuri dalam melihat kondisi bangsa kita hari ini rasanya sudah berada di ujung tanduk, memang sangat memprihatinkan. Apa pasalnya?
“Setelah tadi dipaparkan secara ekonomi rakyat kita bisa hidup dengan Rp. 22 ribu perhari, ada 80 juta rakyat tidak mampu, indeks literasi bangsa kita di rata2 dunia masih rendah, IQ kita cuma dikisaran 78, tapi kok kita diam2 saja, termasuk di kampus- kampus, untung ada rektor dan wakil rektor bersama para akademisi yang kita undang hari ini untuk membicarakan situasi politik kebangsaan kita,” ungkap Roekmin.
Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) ini mengaku sangat khawatir terhadap kondisi politik nasional akhir -akhir ini, kami bersama para akademisi dan sebagai Indonesia sangat concern, sangat memperhatikan dan mengkhawatirkan kondisi kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama dalam dua bulan terakhir ini.
Hanya saja, demokrasi di Indonesia yang baru tahap prosedural ini, makin terlihat turun setelah muncul sebuah putusan dengan nuansa drama dari Mahkamah Konstitusi (MK).
“Kami sepakat, syarat kemajuan sebuah bangsa adalah pada terlaksananya sistem dan kehidupan berdemokrasi. Namun setahun terakhir ini setelah kita cermati, bahwa demokrasi sejak reformasi ini baru tahap prosedural, belum substansi.”
“Sekarang lebih parah lagi, terutama dengan drama korea yang terjadi di MK. Kita tahu semua bahwa itu adalah pemaksaan kehendak,” ujar
Rokhmin saat memberi kata sambutan pembukaan diskusi.
Roekmin mengaku terkesan dengan langkah para tokoh demi mewujudkan demokrasi di Indonesia ke arah positif setelah muncul putusan bernuansa drama tersebut. Seperti Pernyataan budayawan Goenawan Mohamad dalam sebuah wawancara eksklusif di stasiun televisi.
Dari hasil wawancara itu, Rokhmin menganggap penyematan BEM UI pada 2022 lalu kepada Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) soal king of lipservice memang benar adanya.
“Goenawan Mohamad, saya menjadi yakin betul bahwa kawan kita ini benar-benar seperti disematkan BEM UI tahun lalu, bahwa he is king of lipservice atau king of big liar.”
Ditambahkan Rokhmin, Jokowi pada akhirnya hanya mengungkap janji manis kepada para bakal capres ketika kepala negara akan berlaku netral pada Pilpres 2024 RI.
“Bagaimana kalau negara sebesar ini dipimpin oleh pembohong. Sekarang kita tahu, baliho capres tertentu diturunkan,” ujar politisi PDI Perjuangan itu menutup pidatonya. ( Harun).