Catatan Politik Penghujung Tahun 2023
Oleh Masud HMN*)
Pada akhir atau penghujung tahun 2023 ini kita mau menorehkan apa yang perlu dan penting dalam melihat situasi politik jelang pemilu dan pilpres 2024.
Esensinya untuk renungan kita dalam kehidupan serta apa yang disumbangkan untuk masa yang akan datang. Tidak mengulangi kesalahan lalu serta memberi pencerahan masa depan.
Andi Widjayanto, mantan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) melihat secara kenegaraan ada yang tidak beres. Sehinggga Negara ada dalam tidak baik baik saja. “Ada mendung demokrasi “ katanya.
Andi Widjayanto kelahiran tahun l97l ini merespon situasi politik menjelang pemilihan umum 2024 yang akan dilaksanakan 14
Februari 2024. Sudah pendek sekali waktunya.
Opini yang amat bermasalah itu mendesak sekali. Kesimpulanya, bahwa pemilihan umum yang damai dan aman menjadi taruhannya. Menjadi tidak damai dan aman.Waktu sampai dengan Februari 2024.
Faizal Assagaf juga senada dengan pendapat diatas. Aktivis 1998 dan pengamat tersebut ia berpendapat yang dasarkan pada pidato IBu Megawati Soekarno Puteri mengenai prilaku politik Joko Widodo. Ada kecurangan pemilihan umum . Yang bertanggung jawab adalah Presiden Joko Widodo sendiri.
Dalam pidato tanpa teks itu Ketua umum Partai Demokrasi Perjuangan (PDIP) terebut tentang pengerahan massa oleh Presiden Joko Widodo terhadap aparat negara untuk memenangkan salah satu partai dan capres. Juga menyebut Gibran Rakabuming sebagai calon Wakil Presiden. Pemilu curang dengan politik cawe cawe. Demikian Megawati Soekarno Puteri,(Abraham Samad, Chanel TV, 23 Des.2023 ).
Ibu Megawati Soekarno Puteri dan Bambang Widjayanto dengan ungkapan mendung demokrasi serta Faisal Assegaf dengan istilah pemilu yang curang, maka simpulannya sama dari keTiga orang tokoh ini, punya kata yang tidak beda Yang dikaitkan dengan posisi Negara saat ini.
Pendapat kita adalah bahwa terdapat tiga pilihan sebagai jalan solusi yaitu : Pertama, Membiarkan situasi sekarang seperti apa adanya. Kalau kacau baru diselesaikan. Ini pilihan yang masa bodoh.
Kedua, Impechment Presiden lewat lembaga Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR RI). Cara ini ditempuh lewat Sidang Hak Angket. Dengan menanda tangani minimal empat puluh lima orang anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI). Lalu memangggil Preiden dan menyidangkannya.
Ketiga, dengan demontrasi atau konfirasi DPR RI dengan people power menjatuhkan(impeachmen) Presiden .
Demikian way out solusi keadaan sekarang. Yang mana akan terjadi kita tunggu . Kita menanti. tentu situasi yang terbaik Meski demkian kita berdoa. Optimis yang ter baik untuk bangsa dan Negara. Aaamiin !
Jakarta 28 Deseber 2023
*) Masud HMN adala Doktor Dosen Universitas Muhammadiyah Prof.Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta,