Beranda » Opini » OPINI: Pernyataan Sampah
Jumat, 25 September 2020 - 19:00:34 WIB
OPINI: Pernyataan Sampah
Diposting oleh :
MelayuToday.com
Kategori:
Opini
- Dibaca:
119 kali

OPINI: Pernyataan Sampah
Oleh Masud HMN*)
Dimana bijaknya kita berpolemik soal ucapan selamat Natal boleh atau dilarang, tulis teman saya lewat WA .Teman itu menambahkan Janganlah kita menghabiskan waktu menanggapi pernyataan sampah, membuang energy saja,Apa lagi mengaitkan peran Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang amat jelas tidak membolehkan umat Islam melakukan ucapan natal tersebut
Mengambil faham Polemik bijak dengan pernyataan sampah amat diperlukan. Kenapa ? Karena pernyataan sampah tak bernilai juga membahayakan. Busuk dan membawa penyakit. Sejatinya memang itulah ketegasan peran MUI seperti dilakukan Buya Hamka membimbing umat Islam untuk patuh taat menjalankan agamanya.Buya menegaskan sikapnya tentang perayaan Natal bersama, Ia mengatakan berhenti dari Ketua umum MUI jika natal bersama diterima. Hamka bertanggung jawab menjelaskan mana yang sesuai mana pula yang tidak sesuai Itu yang berlaku selama ini.Tanpa itu kekacauan akan muncul.
Maka MUI dan umat Islam perlu menjaga, jangan sampai ada ajaran yang merusak fungsinya dalam praktek Islam dalam masyarakat. Itu saja. Mengingat taruhannya persatuan sebagai bangsa. Kita bisa melihat dalam sejarah gangguan paraktek ajaran Islam yaitu jahiliah, munafiq, kafir dan fasik (JMKF) yang dibentangkan sebagai berikut:
Pertama, tantangan kaum jahiliah.Periode awal ditandai meyembah berhala. Meminum arak, membunuh anak perempuan. Ini terjadi saat Nabi Muhammad SAW berhadapan dengan kaum Thaqhut Quraisy,
Kedua, tantangan kaum munafiqin Ditandai kebohongan , lancing kepura puraan, lain dimulut lain dihati. Janji bohong berkata dusta dan tidak amanah,
Ketiga, tantangan kaum kafir. Ditandai ingkar, menolak kebenaran dan sombong
Keempat, tantangan kaum fasiq, Ditandai karakter tidak masuk akal, gila, bodoh dan mabuk
Masalah diatas dengan berbagai karakter pernah ada dan telah dihadapi para ulama.Bahkan sebelum Indonesia menjadi Negara bangsa. Meminjam istilah seorang sejarawan besar Mansur Suryanegara bahwa ulama menyalakan api sejarah. Dikampung dan desa. Menjadi Cikal bakal Negara bangsa Indonesia kini.
Atas kesadaran tersebutlah umat Islam diselamatkam peran utamanya, Inilah tantangan zaman bagi umat Islam Indonesia kini dan masa depan,Maka karena itu Fungsi ulama kini MUI harus dimantapkan, MUI kini menjadi ujung tombak yang identic pilar persatuan dan jihad.
Akhir kata, marilah kita mantapkan pilar MUI sebagai tiang pancang perstuan umat islam dengan jihad. Satu bangunan pengejawantahan kalam Tauhid yang bersih dari ajaran sesat dan merusak.. Mengumandangkan panggilan jihad di bumi nusantara. Aamiin.
*)Penulis adalah anggota Majelis Ulama Indonesia (MUI) Komisi Ukhuwah Islamiyah.
Jakarta 22 September 2020
BERITA TERKAIT