Belajar Dengan Kerjasama
Oleh Masud HMN *)
Persoalan global yang hangat dibicarakan
belakangan ini terutama dalam kaitan dengan soal pendidikan . Konsep Global sebenarnya
adalah jalan keluar berbentuk dilektika pendidikan atau belajar. Belajar itu tidak hanya paham tetapi bagaimana paham itu dilakukan. Maka terdapatlah urgensi paham disitu dimana belajar itu berkaitan dengan kerjasama.
UNESCO satu lembaga yang dibentuk oleh Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) menyebutkan
arti pedidikn atau belajar itu dalam 6 bentuk.
Yaitu pertama, belajar itu adalah untuk tahu.
KeDua, belajar itu untuk mengerti (to
understand). Ketiga, adalah untuk berkerja (how
to do); keempat, adalah bagaimana belajar (how
learning) .l kelima, adalah Dalam kata lain bagai mana cara belajaar ( how to learning), keenam, adalah bagaimana bekerjasama
(how working gothter). Jadi pendidikan atau
belajar itu salah satu di antaranya bekerjasama. Jadi pendididikan atau belajar yang sukses adalah pendidikan yang berhasil dalam kerja sama.
Dalam kata lain definisi pendidikan tidak sampai bagaimna belajar saja hanya sampai disitu tapi tak diikuti oleh kerjasaama. Akan kurang berarti kalau tidak adanya kerjasama. Komponen pendidikan selainnya, dikukuhkan jadi pemandu (driving force). Karena itulah pendidikan sekarang diarahkan pada kerjasama disamping dalam nilai lainnya. Karena itu pola global semakin digalakkan. Pola kerja sama satu dengan lainya sebagai tantangan baru pendidikan. Dalam perguruan tinggi mata kuliah dasar umum (MKDU ) mulai ditinggalkan, sebab terganti oleh integrasinya mata kuliah pada satu sasaran. Makin terhubung satu keahlian dengan yang lain, Yang pandai cerdas pelajaran matematika, harus jujur dan terkait dengan mata kuliah etika.
Ilmu pendidikan membagi komponen pandidikan itu dalam dua yaitu akademik kongnitip dan psikomotor atau ketrampilan. Masing masing komponen dalam cakupan berbeda. Komponen akademik atau knowledge misalnya adalah pemahaman atau pengetahuan, Untuk apa knowledge saja kalau hanya paham saja.
Inilah yang memerlukan terintegrasinya
ilmu Satu dengan yang lain, Tujuannya agar
pendidikan ilmu bermakna. Tantangan pendidikan di masa depan adalah bagaimana integrasi limu, Dengan tekad dan motivasi yang kuat dalam ilmu masing masing tapi mencari dalam pola-pola integrasi, Agar dapat maksimal hasilnya.
Dalam pandangan Muhammadiyah pendidkan
terintegrasi mendesak dipikirkan. Karena banyaknya perguruan tinggi yang menghasilkan intelektual baru Yang berbobot kongitif dan psikomotor sekaligus. Dengan demikian mencakup mumpuni dari pendidikan tadi. Hingga berkelindannya kongitif dan psikomotor. Lalu menjelmakan pedidikan yang andal. Maksudnya tidak dikehendaki orang pandai saja tapi tidak jujur. Inilah tantangan kita pendidikan menciptakan sarjana tidak korupsi, Terampil bekerja dalam mengamalkan ilmunya.
Sebagai penutup. ada simpulan dari artikel
ini yaitu, pendidikan yang mumpuni dan
mampu berkerja dalam mengejawantahkan
nilai- nilai kejujuran dan kerjasama. Insya Allah !
Jakarta 21 September 2023;
*)Masud HMN adalah Doktor Dosen Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA), Jakarta.