Beranda » Pendidikan » Opini: Membuhul Niat dalam Hidup
Senin, 01 Februari 2021 - 06:31:00 WIB
Opini: Membuhul Niat dalam Hidup
Diposting oleh :
MelayuToday.com
Kategori:
Pendidikan
- Dibaca:
46 kali

Membuhul Niat Dalam Hidup
Oleh Masud HMN *)
Kiyai Haji Bustami Ibrahim dalam bukunya Lembaga Budi menulis sebuah judul dalam bagian buku itu dengan judul "Membuhul Niat". Dijelaskan bahwa niat itu landasan utama amal, tujuannya supaya amal terwujud menurut mestinya, Begitulah uraian di buku tersebut.
Rasanya Topik itu cukup menarik dan amat sesuai dengan kondisi saat ini. Karena tak jarang niat awal yang baik ternyata tidak linear lurus. Sering ditengah jalan berubah. Terjadi kekeliruan dan penyimpangan. Maka tidak ada salahnya kalau terjadi kekeliruan maka kita kembali ke pangkal awal perjalanan.
Tentang soal kekeliruan ini dibentangkan oleh KH Bustami Ibrahim alm --,tokoh Muslim Sumatera utara era tahun enam puluhan itu---- mengkaitkan dengan cita cita hidup seorang Muslim. Bagaimana dalam kehidupan supaya berjalan lurus, lempang dan kosisten. Untuk itu perlu ada kekokohan niat, konsistensi motivasi serta kemauan kuat dalam kepastian. "Jangan sampai terjadi Ibarat kata diharapkan panas, sampai petang kenyataannya hujan tengah hari".
Membuhul niat, adalah mengikatkan, menjaga atau mengawal motivasi. Pada konteks makna operasinal tatanan masyarakat adalah menjaga, mengikatkan, mengencangkan substansi tekad untuk mencapai cita cita.
Makna operasional membuhul niat ini atau kontekstual karena banyak aral melintang, banyak hambatan dan banyak godaan. Dalam konteks inilah keharusan perlunya kontrol bagaimana mengamankan niat untuk sampai ke tujuan. Mencapai tujuan, landasannya adalah niat. Tanpa landasan motivasi bisa berantakan atau kacau balau.
Bukankah ada Hadis Nabi saw yang menegaskan sesuatu amal itu ditentukan oleh niatnya. Innamal a' malu bin niaat, jika Niat begeser, maka alamat perbuatan itu akan berubah nilainya atau esensinya. Identiknya niat baik nilai amalnya baik. Jika niatnya bergeser maka nilainya pun bergeser pula. Bisa amalnya tidak bernilai seperti awalnya.
Dalam kaitan hubungan motivasi dan realitas, Muhammad Natsir tokoh Muslim terkemuka pernah memberi ilustrasi yang bagus dalam mencontohkan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dalam pidatonya pada rapat akbar dilapangan Dwikora Pekanbaru tahun 1968 bahwa ada pegeseran niat perjuangan kemerdekaan Indonesia, “Dulu kita berjuang untuk kemakmuran rakyat, Tapi sekarang ini (waktu itu 1968) orang sudah mulai berusaha membagi bagi hasil perjuangan untuk masing masing diri sendiri,” katanya.
Kesan dari Muhammad Natsir jelas menunjukkan motivasi atau niat telah sontak berubah. Dari motivasi untuk rakyat menjelma menjadi motivasi keuntungan masing masing peribadi, Ya itulah ! Mungkin kesabaran melihat kesempatan peluang telah ikut menggoda. Kapan lagi. Saat ada peluang untuk ambil sesuatu untuk pribadi. Fenomena ini kian nyata pada bangsa kita saat ini.
Pembelajaran dari ucapan Muhammad Natsir diatas adalah konstatasi nyata waktu itu. Namun penampilannya yang sederhana dan apa adanya dicatat sejarah. Bahkan, pakainnya di saat beliau jadi Perdana Menteri amatlah sederhana, pernah baju dinasnya yang dipakai lusuh dan sobek, demikianlah gambaran tokoh sederhana, sabar dan menunjukkan niat yang lurus dan otentik.
Untuk melengkapi itu semua Muhammad Natsir juga menuliskan ayat al Quran di dinding rumahnya esensi pejuang dan kesabaran dan keikhlasan tersebut, Mungkin tidak semua memperhatikan tulisan itu, agaknya itu pula yang menjadi pelambang jalan hidup beliau. Luar biasa.Yaitu dengan seni huruf kaligrafi tulisan Arab menghiasi ruang depan kediamannya di Jalan Cokroaminoto no 46 Menteng Jakarta Pusat.
Semasa beliau masih hidup Ayat ayat al Quran mewarnai perjalanan hidup dan perjuangannya yang bermakna. Sebab Orang yang berjuang dijalan-Nya secara sungguh sungguh pada jalan agama dengan tekun, maka akan ditunjukkan jalan, sesungguhnya Allah bersama dengan orang yang ikhlas (QS Al Ankabut (29): ayat 69). Ayat ini menyatakan kata berjuang, kesunggugan, dan pertolomgan kepada orang yang muhsinin, Jadi orang yamg punya motivasi dalam berjuang sesuai dengan petunjuk Al Quran akan diberi jalan keluar. Maksudnya, pencapaian suatu tujuan dilalui dengan perjuangan, dengan mengikuti jalanNya, Salah satu jalan itu adalah dengan membuhul niat, mengawal, menjaga serta konsisten dengan motivasi atau niat nya. Akhirnya, adanya niat menentukan nilai amal yang dilakukan. Namun harus diiringi dengan penuh konsistensi, sebab jika Niat melenceng, niat bergeser, jelas amalnya tidak akan mencapai kepada tujuan. Semoga tidak demikian.
Jakarta, 29 Januari 2021
*) Penulis adalah: Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta
Foto: Penulis Saat Menyerahkan Buku " From Saudi Arabia To Vietnam" kepada Budayawan dan Sastrawan Muslim, Prof. Abdul Hadi WM usai diskusi dan Refleksi akhir PKPM Tahun 2020, 29 Desember 2020 di Aula Lobi Perpustakaan Umum Prop. Dki Jakarta
BERITA TERKAIT