Beranda » Nasiional » Di Laut Kita Raih Dollar, Di Laut Kita Sejahtera
Sabtu, 23 Mei 2020 - 12:57:31 WIB
Di Laut Kita Raih Dollar, Di Laut Kita Sejahtera
Diposting oleh :
MelayuToday.com
Kategori:
Nasiional
- Dibaca:
186 kali

Di Laut Kita Raih Dollar, di Laut ada Kesejahteraan
Dr Masud.HMN*)
"Laut Dalam Perspektif ( Ekonomi ) Kerakyatan
Laut adalah sumber ekonomi masa depan ( Rokhmin Dahuri )"
Membayangkan pendapat dari sang guru besar Kelautan dan perikanan IPB, yaitu: Profesor Rokhmin Dahuri yang memiliki konsep ekonomi rakyat yang berkemajuan berbasis pada laut adalah menarik dan menantang untuk kita gulirkan sebagai sebuah gerakan.
Bukan dengan melihat gedung yang menjulang tinggi dan tumbuhnya cerobong asap industry harus kita sehingga melupakan keberadaan potensi laut. Karena mengingat hal itu sudah tidak lagi menjadi indikator majunya kesejahteraan rakyat di semua Negara. Bahkan semakin bermunculan gedung menjulang langit dan banyaknya cerobong asap industry namun tetap saja rakyat dalam kondisi miskin tidak sejahtera.
Menarik dan menantangnya dalam perspektif kelautan justru untuk membangun ekonomi kerakyatan secara actual dan relevant perlu terus kita gaungkan. Laut ekonomi masa depan dengan berbagai variabel potensinya.
Sementara aktual karena sumber kelautan dianggap baru. Dan kita punya laut yang luas dan Beragam potensi didalamnya. Intinya, kita tidak akan kekurangan lahan laut yang bisa ditangai dalam akativitas ekonomi. Relevant adalah untuk bangsa Indonesia sebagai tulang paunggung ekonomi masa depan.
Singkat kata kita punya laut yang luas disamping kita punya lahan tanah. Dulu Ekonomi kerkayatan kita hanya berbasis tanah, kini sumber ekonomi kerakyatan Indonesia ada di laut. Semakin efektif pengolahan tanah dan laut semakin majulah ekonomi kerakyatan kita, Dengan tanah dan lautan kita jaya. Seperti diungkapkan mantan Menteri Kelutan dan Perikanan Raokhmin Dahuri lewat wawancara di sebuah stasiun radio swasta baru baru ini perlu mendapat prioritas pemanfaatan kelautan kita. Selain membentangkan fungsi laut untuk transportasi, dan prawisata, Guru besar Institut Pertannian Bogor tersebut menguraikan soal soal sumber pangan. Ikan dan rumput laut tak syak lagi tersedia di dalam laut kita.
Ikan dengan variasi dan jenisnya memiliki kandungan energy sangat menjanjikan, Kita tidak saja tergantung dengan makan beras tetapi juga dari sumber pangn dari laut termasuk ikan. Raokhmin Dahuri sudah benar memberi keyakinan pada kita bahwa
Pak Rokhmin panggilan akrab, ia menambahkan dalam wawancara seperti disebutkan diatas, secara tuntas menjelaskan gizi dan variasi kandungan bersumber daya ikan. Seperti kebiasaan orang Jepang dan Korea punya tradisi memakan ikan, katanya. Nyatanya Indonesia belum demikian. Tradisi kita baru pada sayuran atau usur nabati.
Ini perlu kita rubah, Menjadikan ikan sebagai sumber pangan berbasis hewani. Supaya kita menganeka ragamkan gizi dari alam yang kita miliki, kata Dosen berlevel teladan dari IPB Bogor itu.
Gagasan lautan sebagai ekonomi masa depan, memakmurakan rakyat sesungguhnya ideal dijadikan Indonesia membumikan dalam mengejawantahkan ekonomi keraktan, Membangun ekonomi kelautan terbaik untuk rakyat. Terbaik juga untuk Indonesia.
Dalam hal ini setidaknya ada keselarasan pembangunan ekonomi kita, Yaitu kita bertolak dari dua bentuk soko guru dari ekonomi kerakayatan yaitu:
Pertama, ekonomi pertanian. Indonesia adalah tanah sebagai lahan untuk menanam sumber pangan, Basis dari ekonomi tanah pertanian memberi kita kemampuan untuk pangan. Ini sudah dijadikan program pemerintah berbasis desa. Meski stabilitas keamanan pangan kita sering terganggu yang disebabkan ada permasalahan hama, gagal panen, dan masalah eksistensi dan intensifikasi, tidak mulus. Menimbulkan ketidak seftynya ketersedian pangan kita Sehingga kita import beras, garam, bawang putih dan lain sebagainya.
Tentu ini semua mengganggu keuangan Negara dalam mengelola alokasi anggaran biaya. Pada gilirannya belanja Negara menjadi devisit. Pertumbuh melambat. Jadi, ekonomi pertanian tidak ideal berbasis tanah dan pertanian semata. Apatah lagi tanah mulai berkurang luasnya oleh ekpansi industry dalam membangun pabric dan seterusnya.
Kedua, ekonomi kelautan. Hal Ini berbasis pantasi dan pulau. Dasarnya Negara kita bukan jazirah bentangan luas tanah daratan, Bukankah Indonesia adalah wilayah kepulauan dan bibir pantai terpanjang di dunia.
Setidaknya ekonomi kerakyatan berbasis kelautan terdapat empat (4) factor yaitu:
Pertama, laut sebagai jalur tranportasi dan pelayaran dunia. Sehingga rakyat Indonesia punya kesempatan menjadi pelaut dunia.yang ulung. Nenek moyangku seorang pelaut.
Kedua, laut sebagai penghasil energy pangan seperti ikan dan rumput laut. Termasuk terumbu karang serta mutiara. Yang potensinya sangat besar sekali.
Ketiga, ekonomi kelautan sebagai factor ekonomi parawisata. Ekotourisme. Sehingga bisa bisa berkembang perhotelan dan olah raga laut.
Keempat, pertambangan atau mining, berbentuk mutiara, minyak yang berasal dari dasar laut.
Dari semua itu kita dapat menangkap besaran aktivitas dari kelautan. Semuanya berpotensi mengahasilkan dolar alias uang, Rakyat dapat terlibat dalam aktivitas ini.
Pada akhirnya sekali lagi laut adalah ideal sebagai ekonomi masa depan, Apatah lagi ini bagian soko guru bangsa yaitu kaum petani dan nelayan. Adalah wajar jika Rokhmin Dahuri menyuarakan gagasan kelautan masa depan kita tanpa mengenal lelah tanpa henti, Sayangnnya masih ada kurang sambutan, Termasuk dari pemerinah sendiri yng belum serius untuk turun tangan melaksanakan program kelautan ini.
Padahal ada semboyan Tentara Nasional kita yaitu angkatan Laut punya semboyan Yalesveva yaya mahe. Dilaut kita Jaya. Kita harus memastikannya. Jangan sampai terjadi dilaut kita tak Berjaya.
Jakarta 21 May 2020
*) Penulis adalah Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta..
Email: masud.riau@Gmail.Com
BERITA TERKAIT