Beranda » Melayu English » Asean Di Era Kepemimpinan Baru
Oleh: Dr. Masud HMN
Adanya kehadiran Mahathir Mohammad sebagai Perdana Menteri (PM) Malaysia dan sebentar lagi Singapura juga ada penggatian Perdana Menteri tentu akan membawa pengaruh bagi Asean.
Asean sebagai lembaga kerjasama regional terus diperlukan peranannya.Baik dari segi kesatuan dalam antisipasi persoalan intern maupun sikap dalam merespon perkembangan ektern kawasan.
Persoalan intern ASEAN misalnya antara lain: adanya Masalah Rohingya Myanmar yang sampai saat ini belum ada penyelesian. Meskipun semua pihak telah berusaha mencari solusi. Esensinya adalah Myanmar dan kelompok Rohyngya masih berada dalam “dispute” untuk jalan damai yang permanent.
Masalah intern lain adalah masaah Filipina Selatan. Permasalahan ini telah berjalan lama sekali yakni berkaitan Mindanao dengan Manila.Badan internasional sudah banyak yang memfasilitasi mengatasi konflik kawasan.
Kedua masalah ini menonjol menjadi tantangan ASEAN secara intern karena berkaitan dengan peran institusi dalam organisasi.Tanpa kesatuan sulit melakukan peran kelembagaan yang maksimal.Terutama isu kawasan dalam persaingan.
Namun, secara pelan tampak ada harapan baik, Seperti Mindanao ada titik terang terciptanya kesepakatan damai permanent yang diupayakan dengan keterlibatan berbagai pihak.Tinggal masalah Rohyngya yang masih dalam proses.Bila masalah Mindanao ada titik terang, namun Rohyngya masalahnya buntu alias macet, Inti masalah pada Myanmar yang tidak mau kompromi dalam penerimaaan Rohyngya sebagai bagian utuh Myanmar. Sementara mereka sudah lama berada disana.
Diatas semua itu, Asean diharapkan harus terus bekerja, ada atau tidak penyelesaian masalah tersebut.Mengapa demikian, mengingat ASEAN memiliki isu lain yaitu:
Pertama, adanya perubahan kepemimpinan baru di beberapa Negara ASEAN .Seperti Malaysia dengan Perdana Menteri Mahahthir Mohammad,
Yang meski figure lama, tapi dalam situasi ASEAN yang berbeda. Termasuk juga dalam waktu dekat perubahan kepemimpinan di Singapura dan Indonesia. Meski yang terakhir ini masih fifty fifty.
Kedua, persaingan dengan Cina dan negara lain dikawasan Dapat berimplikasi terkoyaknya ASEAN sehingga tidak fungsional secara ekstensial.
Bedasarkan pembentangan diatas, yakni ASEAN soal intern dalam hal ini Rohyngya dan Mindanao selanjjutnya perubahan kepemimpinan Negara ASEAN sendiri, dapat dismpulkan bahwa ASEAN menghadapai persoalan. Dalam perspektif tantangan persaingan laut Cina Selatan. Kerjasama kawasan semakin berat pula.
Akhirnya, pemimpin Asean harus bekerja keras menghadapi perubahan kepmimpinan dan menjaga terus kekompakan ASEAN dalam menghadapi intervensi Negara lain.Jika tidak, ASEAN akan menjadi berantakan dan terbawa arus kepentingan lain.Semoga tidak.